Keterkaitan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat


Keterkaitan Antara Individu, Keluarga dan Masyarakat



KARYA ILMIAH ILMU SOSIAL DASAR


Oleh :
FANIA AISYAH PUSPA CHAIRANI

UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2013

========================================================================

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan (Dr. A. Lysen).
Individu merupakan satuan terkecil dalam kehidupan bersosial. Individu dapat berinteraksi baik dengan sejenisnya maupun dengan yang berbeda jenis. Sebagai contohnya, seorang manusia bisa berinteraksi dengan manusia lain, binatang, tumbuhan maupun dengan lingkungan sekitarnya
Sebagai makluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan orang lain untuk menjalani hidupnya. Invidu tinggal dalam suatu keluarga yang bersosalisasi dalam kemasyarakatan.
Untuk penjelasan lebih lanjut penulis membuat karya tulis yang berjudul “Keterkaitan Individu, Keluarga, dan Masyarakat”. Dalam karya tulis ini, penulis membahas tentang individu, keluarga dan masyarakat dengan lebih lengkap. Mulai dari pengertian, fungsi, dan keterkaitan antara individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk pembahasan lebih lanjut akan dibahas pada bab selanjutnya.


 ========================================================================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A.    Pengertian Individu
Individu berasal dari bahasa latin, “individuum” atinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas (Harwantiyoko, 1997).
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991).


Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004).
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan (Dr. A. Lysen).
Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

B.     Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).
Keluarga terbentuk karena adanya perkawinan antara seorang pria dan wanita yang berdasarkan libido seksualitas. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi dari pada golongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehisupan seksual suami isteri (Sigmund Freud).


Keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik (Durkheim).
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh suatu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan untuk memuliakan masing-masing anggotanya (Ki Hajar Dewantara).
Mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkusa (Adler).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan ( Salvicion dan Ara Celis).
Fungsi-Fungsi Keluarga 
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1.      Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

2.      Fungsi Sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.      Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.      Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.      Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6.      Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.      Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan sebagainya.
8.      Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

C.    Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dan sebagainya (Munandar Soelaeman).
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi (Karl Marx).
Masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya (Emile Durkheim).



Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut (Paul B. Horton & C. Hunt).

D.    Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.

1.      Makna Individu


Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilalui adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap memalui sentuhan-sentuhan interkasi : estetika, etila, da moral agama. Sejak anak manusia dilaghirkan ia memburuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, Superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980).


2.      Makna Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Adapun, 5 macam sifat terpenting :
a.       Hubungan suami-isteri
Hubugan ini berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu yang singkat saja.
b.      Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.
c.       Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan. Sistem ini disebut Avonculat.
Misalnya :
a)      Di batak dihitung melalui garis laki-laki hal ini disebut Patrilineal.
b)      Di Minangkabau melalui garis wanita hal ini disebut Matrilineal. Di mana kekuasaan terletak pada wanita.
d.      Milik atau harga benda keluarga.
e.       Pada umumnya keluarga itu tinggal dan menetap bersama atau tinggal di rumah yang sama.

3.      Makna Masyarakat
Kalau mengikuti definisi masyarakat oleh R. Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama dalam waktu lama. Mengalami proses yang fundamental, yaitu :
1.      Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota.
2.      Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau lesprit de crops.



Masyarakat mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
2.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
3.      Adanya aturanatura-aturan atau undang undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat atau keinginan, yaitu :
a)      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu social.
b)      Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
1.      Dorongan untuk mencari makan; penyelengaraan untuk mencari makanan itu lebih mudah dilakukan dengan bekerjasama.
2.      Dorongan untuk mempertahankan diri; terutama pada keadaan primitif; dorongan ini merupakan cambuk untuk kerjasama.
3.      Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :
1.      Setiap anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian lain kelompoknya.
2.      Ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya.
3.     


Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradap dalam keadaan sadar. Individu sebagai makhluk sosial berarti individu yang sedang mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya, khususnya masyarakat . Di sini manusia dengan sadar menghubungkan sikap tingkah laku dan perbuatannya dengan individu-individu lainnya. Sehingga terbentuklah suatu kelompok yang besar; dan apabila kelompok-kelompok itu berjalan constan, maka itulah yang disebut masyarakat




=======================================================================

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa individu, keluarga, dan masyarakat memiliki keterkaitan satu sama lain. Masyarakat terdiri dari beberapa kepala keluarga, dan keluarga terdiri dari beberapa individu sebagai anggota keluarga.
Individu tinggal dalam suatu lingkungan kecil yang kita sebut sebagai lingkungan keluarga. Sifat, kecakapan, prilaku, etika, dan pembawaan seorang individu sangat dipengaruhioleh lingkungan keluarga yang membesarkannya. Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
Individu yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang baik akan berpengaruh pada kehidupan individu tersebut ketika ia besar nanti. Namun, tidak hanya lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seorang individu. Lingkungan tempat ia tinggal, lingkungan tempat ia bermain, lingkungan tempat ia bekerja bahkan lingkungan tempat ia menuntut ilmu sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi individu tersebut. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya.
Kualitas suatu lingkungan masyarakat, baik secara moral, etika , sumber daya manusia bahkan budaya, sangat dipengaruhi oleh kualitas individu yang menjadi anggota masyarakat tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa individu, keluarga dan masyarakat memiliki keterkaitan dan hubungan yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.



B.     Saran
 Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan pada bab sebelumnya, juga berdasarkan simpulan yang penulis dapatkan dari karya tulis ini. Penulis memiliki saran untuk para pembaca sebagai berikut :
1.      Untuk menjadi pribadi yang lebih baik selain dari diri sendiri sebagai faktor internal, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar juga sangat penting dalam pembentukan indentitas seorang individu. Maka itu, kita harus pintar-pintar dalam memilih lingkungan tempat kita akan menetap dan tinggal. Sebaiknya lingkugan juga baik untuk perkembangan fisik dan mental anak-anak.
2.      Menciptakan suasana lingkungan keluarga yang baik sangat penting bagi seorang individu dalam membentuk jati diri yang lebih baik. Lingkungan keluarga yang bermoral, beragama dan beretika akan menciptakan suasana yang harmosis dan membentuk individu yang bermoral, beretika dan beragama yang sangat penting dan bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya bahkan untuk Negara.


========================================================================


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dewi, at.all. 2009. Modul Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta : Gama      Jogja.
Herwantiyoko, at.all. 1997. MKDU Ilmu Dasar Sosial, Jakarta : Gunadarma.



Komentar

Postingan Populer